pagi itu,
saat orang lain sibuk berkenalan, entah tanganku yang sungkan untuk menjabat
atau mulutku yang enggan menyapa,
diam
adalah hal yang aku bisa selama tidak ada yang menggangguku
aku bisa diam seribu bahasa
aku bisa berlagak tak melihat orang-orang
aku bisa sibuk dalan imajinasi
namun pada saat itulah aku
tenggelam dalam kecemasan tak memiliki teman
hingga kau pagi itu berdiri di depanku
menjulurkan tangan padaku dan mengucap namamu,
"hai"
ya aku jelas mengingatnya
jaket merah tebalmu
yang nyaris membungkus leher hingga kepala kecil itu
dalam kecanggungan
aku meraih tanganmu dan membisikan namaku
kedua ujung bibirmu naik
menyunggingkan senyuman pertama yang aku terima hari itu
di tempat yang asing ini
sejak saat itulah
aku mulai mempercayai tempat ini
mulai membuka diri atas semua rahasiaku
tertawa menjadi salah satu kegiatan baruku
selain berterima kasih pada tuhan mendatangkan engkau di pagi hari itu
dalam sendunya kemarau,
13 tahun sejak senyum mu merubah pandangku pada dunia,
delapan tahun sudah sejak kau tiada,
al fatiha
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments
Post a Comment
If this post inspiring you, don't forget to tell me o k?