Lagi-lagi senyum itu,
dan sekali lagi tuhan mengizinkan kita beririsan
entah apa lagi yang tlah direncanakan
dan mengapa akhir-akhir ini terasa jauh lebih hangat daripada sebelumnya.
lagi-lagi kita terjebak dalam lingkaran nostalgia
mengingatkan setiap detil harap yang tersisip pada setiap perjumpaan
Tak bisa aku mengerti jalan hidup yang terjadi yang kita berdua. Muncul sebagai makhluk asing, bersapa kaku di depan banyak orang, bertatap canggung tiap bola mata ini saling berpautan, mulai memahami ritme kerja, bercerita hal-hal kecil, bersenda-gurau di sela-sela waktu luang, berada dalam kekecewaan dan tangis,  hingga tiba-tiba dingin dan membisu, lalu kita seperti memulai semua dari awal, kembali pada sapaan canggung hingga guyonan yang sudah tak lucu rasanya sudah menjadi rutinitas baru bagi kita berdua.
Dalam kenyamanan inilah aku mulai sadar, bahwa ‘rasa’ tumbuh begitu saja. Tak ada paksaan, tak ada tuntutan, hanyalah kesederhanaan dalam memahami satu sama lain.
 
Walaupun pada akhirnya, fase ini akan berakhir dan irisan kita saling menjauh memilih jalannya. Satu hal yang perlu kita ingat, siapapun kelak pilihan kita, biarkan ‘rasa’ itu tumbuh dengan sendirinya. Karena dunia sudah penuh dengan ketergesaan, keterpaksaan, kebohongan, dan keegoisan, sisakan cinta sebagai titik putih yang sederhana yang akan tumbuh menerangi dunia yang kelam.