Tuesday, September 11, 2018

Senja dan Rasa

Aku terbiasa dengan sepi.
Namun kehadiranmu di beberapa senja ini mulai menggetarkan hati.

Tepat 2 purnama
Sejak perkenalan singkat kita,
Kusangka perkenalan ini akan jadi hal biasa,
Hingga semua atensi yang kontinyu atas semua cerita,
Guyon yang terus membuatku tertawa,
Dan malu yang harus aku derita
Ketika kau terus meneriakan namaku
Saat kita bertemu pandang
(Haruskah kuanggap kau kurang waras?)

Jika benar kau menyodorkan afeksi,
Ada hal yang harus kau ketahui,
Bahwa aku bukan gadis yang biasanya kau temui,
Banyak yang harus kau mengerti,
Tidak mudah bagiku untuk berbagi
Lingkaran ini pada orang asing,
Banyak yang tak bisa kupahami,
Banyak yang belum bisa aku maklumi,
Mungkin butuh banyak waktu untuk menerima semua ini,

Dan untuk pertama kalinya ajakmu bertemu ‘ya’,
Namun lidah kita membeku sepanjang senja
Menyisakan mata yang berbinar jingga,
Dan ribuan tanda tanya,
Akankah rasa ini mencipta nyata?

//

Aku yang tak bisa membiarkanmu terlarut dalam sepi
Hanya bisa menunjukkan apa adanya sisi dalam diri
Maafkan aku jika semua ini terlalu tak tahu diri

Karena sesering apapun nalar mengelak
afeksi ini terus merekah
Aku tahu bahwa ini takkan mudah
maka izinkan aku mengajakmu hanyut dalam waktu
dan ku yakinkan bahwa semua ini nyata adanya

//
—svnblckhvns
terinspirasi dari Malam yang sedang berbahagia

No comments

Post a Comment

If this post inspiring you, don't forget to tell me o k?

© mutiaraini
Maira Gall