Entah sudah puluhan malam aku habiskan menatap langit. Sama seperti malam-malam sebelumnya, bintang tak juga tampak. Sang purnama hanya bersemayam dalam balutan awan, hangat dari rindu yang menusuk. Rerantingan sibuk berpautan, jangkrik bersahutan, namun malam tetap sunyi nestapa.
Berselimut kenangan, hati yang beku, jemari yang kaku, tatapan sendu, dan tawa yang gagu, luka ini tak kunjung sembuh. Nampaknya jiwa ini benar-benar sedang merindu, merindu bintang yang tlah hilang. Sesulit inikah menerka alasan kepergian seseorang, hingga berakhir segetir ini?
Tanda tanya terus bergema, mengharap semesta tengah terjaga. Namun hingga ratapan ini tinggal lamunan, tak ada jawaban. Angin berdesir tak tentu arah, mengantarkanku pada ketersesatan. Penyair senang menyebut “bintang kan mengantarmu pulang”, namun tidak kali ini.
Yang ditunggu tak jua tampak, menyisakan tubuh yang menggigil setengah mati.
No comments
Post a Comment
If this post inspiring you, don't forget to tell me o k?